museum monumen yogya kembali sebagai wisata edukasi

Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki cerita penuh sejarah dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebagai salah satu bukti, banyak sekali museum di Yogyakarta yang menampilkan berbagai perjuangan para pahlawan yang ada di Jogja. Museum-museum ini merupakan sebuah penghargaan bagi jasa para pahlawan yang dapat menjadi pelajaran bagi para penerus bangsa. Salah satu museum di Jogja yang menampilkan berbagai momen bersejarah, dan tokoh-tokoh bersejarah adalah Museum Monumen Yogya Kembali. Jadi seperti apakah Museum Monumen Jogja Kembali yang sering disebut juga dengan Monjali ini? Simak artikel berikut!.

Sejarah Museum Monumen Yogya Kembali

Pendirian Museum Monumen Yogya Kembali diawali dengan gagasan Soegiarto saat menjabat sebagai Wali Kota Yogyakarta pada tahun 1983. Gagasan ini disampaikan oleh Soegiarto saat pelaksanaan acara Peringatan Yogya kembali. Peringatan Yogya kembali merupakan sebuah peringatan terhadap sejarah peristiwa penarikan pasukan Belanda dari Ibu Kota Republik Indonesia yang saat itu berada di Yogyakarta. Ditariknya tentara kependudukan Belanda di Yogyakarta menjadi salah satu penanda berakhirnya kekuasaan Pemerintahan Belanda pada tanggal 29 Juni 1949. Gagasan pendirian Monumen Yogya Kembali kemudian disambut baik oleh Pemerintah Republik Indonesia, dengan pembangunan awal yang dimulai pada tanggal 29 Juni 1985.

Dalam pembangunan monumen ini, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ikut berperan dalam mementukan lokasi museum sehingga dapat membentuk garis imajiner atau yang biasa disebut dengan sumbu filosofi Yogyakarta. Sumbu filosofi ini merupakan sebuah garis imajiner yang menghubungkan titik penting di Yogyakarta seperti Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Tugu Jogja, Gunung Merapi, Pantai Prangtritis, dan Panggung Krapyak. Monjali menjadi salah satu titik sumbu filosofi dengan penanda yang ada di lantai tiga bangunan museum.

Ada apa saja di Monjali?

Salah satu bagian Museum Monjali yang menyimpan berbagai koleksi alutsista dan seragam militer.
Photo : monjali-jogja.com

Seperti pada umumnya, Museum Monumen Yogyakarta Kembali menyimpan berbagai koleksi benda-benda bersejarah tentang perjuangan bangsa Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Museum yang memiliki bentuk kerucut dengan bangunan tiga lantai didalamnya menyimpan berbagai jenis benda bersejarah. Benda-benda bersejarah tersebut telah diklasifikasikan pada setiap lantai dengan penataan layout yang baik, dan mudah dijangkau oleh pengunjung.

Pada Lantai 1 terdapat berbagai koleksi yang berhubungan dengan perjuangan Jenderal Sudirman memimpin perang gerilya dengan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta. Pengunjung dapt melihat langsung tandu dan dokar yang digunakan oleh Jenderal Sudirman dalam memimpin pasukannya berjuang melawan Belanda. Selain itu, pada lantai 1 museum Monjali terdapat diorama peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Diorama ini menggambarkan Jenderal Soeharto saat merencanakan taktik serangan tersebut. Terdapat pula beberapa benda-benda koleksi lain yang menceritakan Yogyakarta saat menjadi ibu kota negara pada masa perjuangan.

garbha graha yang terletak pada museum di jogja
Garbha Graha yang terletak di lantai tiga museum, digunakan sebagai tempat berdoa bagi arwah pahlawan.
Photo : monjali-jogja.com

Pada Lantai 2 Museum Monumen Yogya Kembali menyimpan diorama 3D yang menggambarkan peristiwa penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu, terdapat pula relief-relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan bangsa Indonesia hingga merdeka. Sedangkan pada lantai 3 museum Monjali terdapat patung Jenderal Sudirman dan diorama peristiwa 1 Maret 1949. Para pengunjung juga dapat mengheningkan cipta dan mendoakan arwah para pahlawan yang telah gugur di ruang Garbha Graha.

Bagian Luar Museum

Pada bagian luar Museum Monumen Yogya Kembali pengunjung dapat melihat landscape museum yang menjulang tinggi di tengah-tengah kolam besar. Terdapat pula sebuah tembok prasasti besar yang berisi 422 nama pahlawan yang gugur selama Clash Kedua di Wilayah Wehrkreise III, Yogyakarta. Pengunjung juga dapat mengunjungi taman yang hijau di sekeliling museum dengan koleksi meriam perang, dan replika pesawat terbang yang digunakan selama masa perjuangan. Pelataran museum ini menjadi salah satu tempat terbaik jika Anda ingin mengabadikan kunjungan Anda di Monjali. Karena terdapat tempat-tempat estetik yang instagramable untuk menjadi background photo Anda.

batu prasasti di museum jogja kembali
Batu Prasasti yang bersisi nama-nama pahlawan yang gugur selama Clash Kedua di wilayah Wehrkreise III
Photo : monjali-jogja.com

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka Monumen Yogya Kembali

Museum Monumen Yogya Kembali buka setiap hari Selasa – Minggu pukul 08.00 – 16.00 WIB. Pengunjung hanya perlu membayar harga tiket masuk sebesar Rp 15.000,- untuk satu orang pengunjung, apabila Anda membawa rombongan lebih dari 30 orang maka akan dikenakan diskon tiket sebesar 10%. Harga tiket khusus juga berlaku bagi anak-anak TK, yatim piatu dan difabel dengan mendapat diskon tiket masuk sebesar 50%.

Museum Monjali dapat menjadi wadah pembelajaran bagi anak-anak dan generasi muda tentang betapa besarnya jasa pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu, museum seperti Monumen Yogya Kembali dapat menghadirkan semangat cinta negara di dalam jiwa dan raga penerus bangsa.

By Ery Lukman Hadi

SEO Specialist Copywriter & Web Designer