tradisi dugderan semarang

Semarang merupakan kota yang kaya akan sejarah dan budaya, menyimpan sejuta pesona yang selalu berhasil memikat hati para wisatawan. Tradisi-tradisi unik yang telah ada menjadi salah satu hal yang menarik minat kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara. Salah satu tradisi unik yang menjadi daya tarik utama Kota Semarang adalah tradisi Dugderan, atau yang biasa dikenal dengan Dugderan Semarang. Tradisi yang digelar untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan ini adalah perpaduan harmonis antara budaya Jawa, Arab, dan Tionghoa.

Dugderan bukan sekadar festival tahunan yang, namun telah menjadi perayaan akbar yang melibatkan seluruh masyarakat Semarang. Setiap kali perayaan Dugderan di Semarang, ribuan orang tumpah ruah di sepanjang jalan Kauman – Masjid Agung Semarang untuk berpatirsipasi dalam festival ini. Diawali dengan pasar kaget atau pasar rakyat dan dilanjutkan dengan karnaval. Karnaval Dugderan dilakukan dengan arak-arakan meriah dengan kostum warna-warni, iringan musik gamelan dan bedug yang menghentak, dan atraksi kesenian lainnya yang memukau. Dan salah satu hal yang palign istimewa adalah, pengunjung dapat menyaksikan langsung perarakan Warak Ngendog.

pawai dugderan untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan
Karnaval Dugderan merupakan bentuk antusias dan kegembiraan menyambut bulan suci Ramadhan.

Warak Ngendok merupakan wujud binatang rekaan yang memiliki tubuh kambing dan bersisik dengan kepala naga. Sekilas binatang rekaan yang menjadi maskot Dugderan Semarang ini mirip dengan Kirin, hewan mitologi yang ada di Jepang dan China. Perwujudan warak ini juga di lengkapi dengan telur-telur rebus dibawah kakinya, sebagai simbolis bahwa Warak tersebut sedang bertelur (ngendog, dalam bahasa jawa). Telur-telur rebus tersebut mengingatkan bagaimana kondisi masyarakat Semarang yang sedang krisis pangan dan telur ketika pelaksanaan Dugderan pertama kali dilaksanakan. Saat itu telur dan bahan pangan lain menjadi makanan mewah bagi masyarakat Semarang.

Mengapa Tradisi Dugderan di Semarang begitu Istimewa?

  • Simbol Kebersamaan: Tradisi Dugderan adalah momen ketika seluruh elemen masyarakat bersatu padu dalam kegembiraan menyambut Ramadhan. Tua, muda, kaya, miskin, semua larut dalam suasana suka cita yang penuh kehangatan.
  • Perpaduan Budaya yang Unik: Tradisi Dugderan adalah representasi nyata dari keberagaman budaya di Semarang. Anda akan melihat unsur Jawa yang kental dalam iringan gamelan, dan kostum tradisional. Terdapat pula sentuhan Islami dalam lantunan shalawat, bedug, sedangkan pengaruh Tionghoa dalam bentuk barongsai dan liong ada pada bentuk Warak Ngendog.
  • Surga Kuliner: Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi berbagai hidangan lezat yang dijajakan di pasar kaget selama Dugderan. Anda akan menemukan jajanan tradisional, makanan khas Semarang, hingga kuliner modern yang menggugah selera.
  • Pengalaman yang Tak Terlupakan: Tradisi Dugderan adalah pengalaman yang akan membekas dalam ingatan Anda. Suasana meriah, keramahan masyarakat Semarang, dan keindahan tradisi ini akan membuat Anda ingin kembali lagi ke kota Atlas.

Kapan dan dimana Dugderan diadakan?

Dugderan biasanya diadakan pada satu minggu menjelang bulan suci Ramadhan hingga H-1 sebelum puasa. Anda dapat menikmati atmosfer Dugderan di berbagai lokasi di Semarang, dengan pusat perayaan di sekitar Masjid Agung Jawa Tengah dan Pasar Johar. Jika Anda ingin melihat meriahnya tradisi Dugderan Semarang, maka jangan lupa persiapkan kamera untuk mengabadikan momen indah ini. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan kemeriahan tradisi ini dan merasakan sendiri keindahan budaya Semarang.

By Ery Lukman Hadi

SEO Specialist Copywriter & Web Designer