
Pada masa lalu, Semarang merupakan salah satu kota yang menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan kolonial Belanda. Banyak sekali bukti peninggalan-peninggalan era kolonial Belanda yang ada di Semarang yang saat ini masih ada. Baik berupa bangunan hingga infrastruktur yang ada di Kota Semarang pada jaman kolonial Belanda, masih dapat dinikmati saat ini. Salah satu tempat yang memiliki catatan historis tentang era kolonial Belanda adalah Kawasan Kota Lama Semarang.
Kota Lama Semarang sebagai Little Netherland
Kawasan Kota Lama Semarang merupakan sebuah kawasan wisata yang berada di daerah Tanjung Emas, Semarang. Pada jaman era kolonial Belanda, Kota Lama merupakan pusat perdagangan pemerintahan Belanda saat itu. Selain sebagai pusat perdagangan, disana juga dibangun gedung-gedung pusat pemerintahan yang terstruktur dengan tata kota yang baik. Pusat pemerintahan Belanda di Semarang ini dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap seperti gedung perkantoran, infrastruktur transportasi berupa rel kereta dan stasiun, serta polder air untuk mencegah banjir. Tatanan kota pemerintahan dengan berbagai fasilitas infrastruktur yang baik ini nampaknya dibuat sedemikian rupa menyerupai pusat pemerintahan Belanda di Netherland. Sehingga beberapa orang-orang Belanda menyebut Kota Lama sebagai Little Netherland.
Daya tarik Kota Lama Semarang
Meski pernah menjadi saksi bisu kejayaan era kolonial Belanda di Indonesia, saat ini Kota Lama telah bersolek menjadi tempat wisata yang indah. Beberapa gedung dengan arsitektur Belanda yang dibangun pada masa jaman kolonial masih berdiri kokoh dan terawat. Berikut beberapa daya tarik Kota Lama yang dapat menarik pandangan wisatawan yang berkunjung ke Semarang :
Gereja Blenduk

Gereja Blendug merupakan tempat ibadah agama kristen yang berada di dalam kawasan Kota Lama, dengan ciri khas arsitektur. Bangunan gereja ini memiliki arsitektur yang tidak seperti gereja pada umumnya, Gereja Blenduk memiliki kubah sebagai atap bangunannya. Pada masa era kolonial, gereja ini merupakan tempat ibadah orang-orang Belanda yang berada di Little Netherland. Hingga saat ini gereja estetik ini masih digunakan, dengan nama asli Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel Semarang. Nama Blenduk sendiri diambil dari bentuk kubahnya yang berbentuk cembung atau menonjol, dalam bahasa jawa disebut blenduk / mblenduk.
Gedung Marba

Gedung Marba merupakan salah satu bangunan peninggalan era kolonila Belanda di Semarang yang hingga saat ini masih kokoh berdiri. Bangunan gedung berwarna merah dan putih ini memiliki corak warna dan aristektur khas Eropa yang kental. Pada masa era kolonial, Gedung Marba digunakan sebagai toko kelontong, kemudian berubah menjadi kantor perdagangan Belanda. Nama “Marba” diambil dari nama pemiliknya, yaitu seorang pengusaha Yaman bernama Marta Badjunet atau Martodharma
Gedung Spiegel

Gedung Spiegel merupakan salah satu bangunan gedung yang menjadi peninggalan era kolonial belanda di Kota Lama Semarang. Pada masa pemerintahan Belanda, gedung ini berfungsi sebagai toko serba ada (toserba) barang-barang impor dari Eropa. Toko ini menjadi salah satu toko termewah pada masanya. Nama “Spiegel” dalam bahasan Belanda berarti “cermin”, nama ini merujuk pada arsitektur bangunan Spiegel yang mayoritas dipenuhi dengan kaca-kaca besar. Arsitektur ini mencerminkan sebuah kemewahan sebuah bangunan dengan gaya hidup Eropa pada saat itu. Seiring berjalannya waktu, Spiegel berubah menjadi perkantoran, hingga digunakan sebagai ruang kreatif dan cafĂ©.
Akses mengunjungi Kota Lama Semarang
Kota Lama Semarang menjadi salah satu objek wisata vital yang berada di Kota Semarang, sehingga memiliki akses kunjungan yang mudah. Pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Namun, akan lebih mudah jika menggunakan transportasi umum seperti bus maupun kereta api. Hal ini karena transportasi menuju Kota Lama terkoneksi dengan baik bagi wisatawan lokal maupun yang berasal dari luar Semarang. Bagi wisatawan dalam Kota Semarang, penggunaan bus Trans Semarang maupun Trans Jateng dapat menjadi pilihan yang baik dengan tujuan akhir halte Stasiun Tawang. Sedangkan bagi wisatawan dari luar Kota Semarang, maka penggunaan kereta api menjadi pilihan yang tepat dengan pemberhentian terakhir di Stasiun Tawang.
Dari Stasiun Tawang wisatawan dapat langsung berjalan kaki menuju Kota Lama Semarang yang berada tepat di depan stasiun. Wisatawan juga dapat melihat langsung polder air yang dahulu pernah digunakan pemerintah kolonial Belanda sebagai tempat pengatur debit air di Semarang. Sebelum mengunjungi Kota Lama, pastikan Anda menggunakan topi atau penutup kepala untuk melindungi diri dari panasnya Kota Semarang. Selain itu, kelengkapan swafoto seperti handphone, kamera, dan tripod menjadi piranti yang wajib dibawa. Karena banyak spot photo menarik yang bakal menjadi area berpose untuk foto-foto yang estetik.