Kota Solo atau Surakarta merupakan salah stu kota besar di Jawa Tengah yang masih mempertahankan kerajaan kasultanan. Solo memiliki latar belakang kerajaan yang kuat, khususya kesultanan mataram yang telah mewariskan sejarahnya di kota bengawan ini. Surakarta mewarisi segala kekayaan sejarah Kerajaan Mataram Islam, meskipun kemudian harus terpecah dengan Yogyakarta sesuai yang tertera pada Perjanjian Giyanti. Dahulu Solo memiliki karesidenan yang biasa disebut dengan Solo Raya. Solo Raya melingkupi Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, dan Kota Surakarta.
Secara geografis Solo raya berbatasan langsung dengan Daerah Istimewa Yogyakarta pada sisi selatan, dan Kabupaten Semarang pada sisi utara, Grobogan, dan Provinsi Jawa Timur. Solo Raya memiliki tanah yang sangat subur sehingga dapat menghasilkan berbagai produk pertanian dan perkebunan yang melimpah. Hal ini dibuktikan dengan sentra beras yang berada di Delanggu Klaten, dan sentra tembakau Cepogo – Selo di Boyolali. Pengaruh geografis sangat mempengaruhi perekonomian di kawasan ini, mengingat Solo Raya dikelilingi pegungunan besar seperti Merapi, Merbabu, dan juga Gunung Lawu. Adanya waduk Gajah Mungkur dan panjangnya aliran Sungai Bengawan Solo membuat irigasi lahan pertanian di Solo Raya lebih baik.
Kota dengan Biaya Hidup Murah
Faktor-faktor pendukung diatas menjadi modal yang baik bagi pertanian, perkebunan, dan perternakan di Solo Raya untuk menekan biaya operasional. Hal ini menjadikan biaya bahan pangan dan kebutuhan pangan di Solo Raya dapat terkendali. Sehingga tidak memungkiri menjadikan Solo Raya sebagai kawasan kota dengan biaya hidup murah di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Beberapa orang bahkan memberikan predikat kota ternyaman bagi masa tua untuk Kota Solo dan sekitarnya. Selain harga pangan yang terjangkau, disana juga terdapat fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Mulai dari Hotel berbintang, Mall, Stasiun, Bandara Internasional, dan Terminal terbesar di Jawa Tengah yang terintegrasi dengan baik.
Landmark Kota Solo
Sebagai kota yang mewarisi budaya dan sejarah Kerajaan Islam Mataram tentu banyak peninggalan bersejarah yang menjadi landmark disana. Landmark yang dapat ditemui di Solo seperti Keraton Hadiningrat, Tugu Keris, Tugu Lilin, dan Masjid Raya Sheikh Zayed. Selain itu pada Solo Raya dapat ditemui Bukit Sekipan, Pabrik Gula Gondangwinangun, Patung Arjuna Wijaya, dll. Semua landmark yang ada memiliki nilai historis bagi seluruh masyarakat Solo Raya.
Masing-masing wilayah di Solo Raya memiliki berbagai potensi daerah yang tiada habisnya. Seperti Boyolali yang memiliki keunggulan pada sektor perternakan dan perkebunan, Sragen dan Klaten dengan pertaniannya yang maju. Sedangkan Wonogiri memiliki potensi yang baik dengan perikanan air tawar, dan Karanganyar dengan potensi wisata yang menjanjikan.
Potensi yang dimiliki sudah seharusnya mendapat perhatian serius dari masing-masing pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat. Sehingga Solo Raya tetap dapat mempertahankan ciri khasnya sebagai tempat ternyaman bagi semua kalangan masyarakat. Karena tidak dipungkiri Solo merupakan jiwa dari Jawa Tengah, seperti tagline Solo the Spirit of Java.