
Masjid Agung Jawa Tengah atau yang biasa disingkat MAJT merupakan salah simbol keagungan Islam di Jawa Tengah berupa masjid yang megah. Masjid ini merupakan masjid utama Provinsi Jawa Tengah yang didirikan di atas tanah seluas 10 hektar. Tempat ibadah umat beragama Islam ini didirikan di Kota Semarang pada tahun 2002. MAJT juga memiliki nama Jawa sebagai Masjid Ageng Jawi Madya telah menjadi icon wisata religi dan landmark Kota Semarang.
Sejarah Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid megah yang berada di tengah pusat Kota Semarang ini memiliki cerita sejarah pembangunan yang menarik untuk disimak. Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah diawal dari kembalinya banda (harta) tanah wakaf milik Masjid Kauman Semarang. Tanah wakaf yang sebelumnya sempat ditukargulingkan ini akhirnya kembali lagi ke pangkuan Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Kauman. Usaha pengembalian tanah wakaf ini mellibatkan berbagai pihak hingga dapat kembali dan segera digunakan sebagai lokasi pendirian Masjid Agung Jawa Tengah.
Proses pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah ini dimulai pada tahun 2002, ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama dan Gubernur Jawa Tengah. Pemasangan tiang pancang pertama kali membuat gempar seluruh dunia internasional, khususnya ketika pelaksanaannya dihadiri oleh duta besar negara sahabat. Duta besar yang menghadiri pemasanga tiang pancang yang pertama adalah duta besar Arab Saudi, Uni Emirates Arab, Palestina, Kuwait, Mesir, dan Qatar. Pada tahun 2006 masjid megah ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-6, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Arsitektur Masjid

Photo. Google Review / Stephanie Zhang
Masjid Agung Jawa Tengah memiliki arsitektur bercorak Islam, Jawa, dan Romawi yang dirancang oleh Ir. H. Ahmad Fanani. Corak Islami dapat dilihat dari bentuk bangunan masjid mulai bangunan utama hingga serambinya. Sekilas beberapa bangunan memiliki bentuk dan konsep mirip dengan Masjid Nabawi di Mekkah. Terdapat kubah besar berukuran 20 meter, dengan menara pada keempat sudut setinggai 62 meter. Corak romawi dapat dilihat dari pilar utama masjid yang berjumlah 25 pilar. Bentuk pilar MAJT sekilas mirip dengan dinding Koloseum, Kerajaan Romawi. Setiap pilar terdapat hiasan kaligrafi yang indah, dan menyimbolkan 25 nabi dan rasul. Pada gerbang utama terdapat tulisan arab kalimat syahadat, serta kalimat dalam aksara Jawa yang berbunyi “Sucining Guna Gapuraning Gusti”. Sedangkan pada atap bangunan utama masjid memiliki bentuk limasan khas masjid-masjid Jawa Mataram.
Fasilitas yang ada di MAJT
Masjid Agung Jawa Tengah bukan hanya sebagai tempat beribadah, namun juga sebagai objek wisata religi di Kota Semarang. Pada area serambi terdapat payung elektrik mirip dengan yang ada di Masjid Nabawi sebagai pelindung bagi jamaah yang melaksanakan sholat di halam nasjid. Biasanya payung elektrik ini dibuka ketika pelaksanaan shalat Jum’at, Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Bagi wisatawan yang ingin menginap di MAJT, terdapat 23 kamar dengan berbagai kelas dan fasilitas. MASJT juga memiliki bangunan menara setinggi 99 meter yang disebut dengan menara Al Husna. Menara Al Husna memiliki berbagai fungsi, seperti tempat museum perkembangan Islam, cafe, hingga menara pandang yang dilengkapi teleskop. Pada museum juga terdapat Al-Qur’an raksasa dengan ukuran 145 x 95 cm. Selain itu juga terdapat bedug besar berdiameter 210 cm yang disebut dengan replika bedug Pendowo Purworejo.
Pendirian MAJT menjadikan fungsi masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah saja, namun juga sarana edukasi dan keguyuban umat muslim di Semarang. Selain itu, kunjungan wisatawan dari berbagai daerah juga menjadi anugerah bagi pedagang yang ada di sekitar komplek masjid.