Monumen Palagan Ambarawa dikenal juga dengan nama Museum Palagan. Hal ini karena terdapat museum (Museum Isidiman) di dalam komplek Monumen Palagan, yang berisi benda peninggalan dari Pertempuran Ambarawa. Monumen ini dibuat pemerintah Indonesia untuk mengenang sejarah Pertempuran Ambarawa di Palagan pada 12 Desember – 15 Desember 1945 dan juga mengenang gugurnya Kolonel Isidiman. Pertempuran Ambarawa merupakan pertempuran antara pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang dipimpin Jendral Soedirman (waktu itu berpangkat Kolonel) melawan sekutu. Keberhasilan Jendral Soedirman dan tentara TKR mengalahkan sekutu di Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945, menjadi cikal bakal hari Infanteri.
Lokasi Komplek Monumen
Letak tempat wisata penuh sejarah ini sangat startegis di sisi jalan utama Semarang – Yogyakarta, tepatnya di Jalan Mgr Soegiyopranoto – Pajang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Komplek Monumen Palagan ini terletak berseberangan dengan terminal Ambarawa yang saat ini telah direvitalisasi. Terminal Ambarawa berada tidak jauh dari pertigaan Palagan yang ditandai dengan bundaran bermonumen kendaraan tempur berupa Tank yang cukup besar. Jalan persimpangan ini dikenal sebagai pertigaan Palagan. Lokasi Monumen Palagan sangat strategis untuk menjadi rute wisata, khususnya wisata ke Kabupaten Semarang. Karena komplek monumen tersebut terletak tidak jauh dari Museum Kereta Api Ambarawa, Goa Maria Kerep, Eling Bening, Kampung Rawa, Saloka Park, dan Dusun Semilir.
Ada Apa Saja di Komplek Monumen Palagan Ambarawa?
Didalam komplek Monumen Palagan terdapat beberapa koleksi peninggalan sisa pertempuran Ambarawa yang tersimpan di Museum Isdiman dan komplek monumen. Dibagian luar museum terdapat Monumen Palagan yang gagah menjulang tinggi dan terlihat beberapa kendaraan tempur yang pernah digunakan pada Pertempuran Ambarawa. Di area komplek pengunjung akan dapat menemui gerbong kereta api yang digunakan tentara TKR, meriam, mobil angkut personel TKR, hingga lokomotif B25 01. Selain itu teradapat pula meriam altileri dan juga pesawat Mustang Belanda yang berhasil dijatuhkan oleh TKR di sekitar Rawa Pening.
Sedagkan Museum Isdiman menyimpan berbagai baju-baju militer Jepang dan sekutu hingga senjata yang digunakan oleh TKR maupun penjajah. Baju-baju tersebut tersimpan pada meja etalase kaca bersama dengan pernik seragam militer lainnya. Selain itu terdapat pula senjata-senjata yang digunakan saat Pertempuran Ambarawa seperti bambu runcing, bom molotov, dan belati.
Harga Tiket Masuk
Pengunjung cukup membayar Rp 7.000,- untuk masuk komplek Monumen Palagan (belum termasuk parkir kendaraan motor/mobil). Tiket masuk tersebut sudah termasuk tiket masuk Museum Isdiman dan juga komplek Monumen Palagan.
Mungkin dewasa ini mengunjungi tempat bersejarah seperti museum maupun monumen tidak terlalu menarik untuk sebagian orang. Namun, Monumen Palagan dapat menjadi salah satu tempat wisata sejarah untuk meningkatkan jiwa patriotisme dan nasionalisme, terlebih bagi anak-anak. Dimana anak-anak akan dapat mengetahui seberapa besar jiwa patriotisme dan nasionalisme para pahlawan bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.