Candi Prambanan Yogyakarta

candi prambanan yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kaitan erat tentang peradaban dan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Tidak hanya memiliki kerajaan bercorak Islam, namun juga memiliki berbagai peninggalan historis dari masa kejayaan Kesultanan Mataram. Namun, sebelum ada peradaban dan penyebaran agama Islam, di Yogyakarta telah memiliki catatan sejarah besar tentang peradaban agama Hindu. Sebagai buktinya terdapat peninggalan besar berupa Candi Prambanan pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Candi Hindu ini memiliki catatan perjalanan panjang hingga menjadi tempat wisata populer di Indonesia seperti saat ini.

Sejarah Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan candi yang dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno sebagai tempat penyembahan tiga dewa utama, yaitu Brahma, Siwa, dan Wisnu. Komplek bangunan candi ini berisi ratusan candi mulai ukuran kecil hingga yang paling besar yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu, dan Candi Brahma. Tempat pemujaan dewa pada masa Mataram Kuno ini dibangun oleh Rakai Pikatan pada tahun 850 masehi. Pembangunan komplek candi diperluas dan disempurnakan oleh Raja Lokapala dan Sri Maharaja Dyah Balitung Maha Sambu.

Candi Prambanan dibangun tidak jauh dari Sungai Opak (Kali Opak), sehingga pada masa pembangunannya dilakukan perubahan tata kelola air Kali Opak untuk menghindari erosi pada bangunan candi. Pada tahun 900an masehi, Candi Prambanan diketahui telah rusak parah karena bencana gempa bumi. Hingga pada tahun 1733, candi Hindu ini ditemukan oleh orang Belanda namun tidak dilakukan penyelidikan secara serius terhadap bangunan yang runtuh. Pada tahun 1918 hingga 1930an, kepingan reruntuhan candi mulai dikumpulkan hingga dilakukan pemugaran sebagai tahap pertama. Pemugaran dan restorasi berlanjut hingga 1993 hingga menjadi Candi Prambanan yang lengkap. Namun, pada tahun 2006, candi bercorak Hindu ini mengalami pemugaran kembali akibat kerusakan dari efek erupsi Gunung Merapi.

Pesona Candi

relief candi hindu prambanan
Relief pada dinding candi yang oleh pengukir batu pada masa Kerajaan Matarm Kuno

Candi Prambanan memiliki keindahan yang luar biasa, mulai dari aristektur, relief, dan ukiran-ukiran lain yang berada di dinding candi. Selain itu, cerita Legenda Roro Jonggrang menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang antusias dengan dongeng Seribu Candi Dalam Satu Malam. Daya tarik lainnya adalah penataan komplek candi yang baik, sehingga pengunjung mudah menjangkau semua candi dengan nyaman. Tidak hanya untuk sekedar berswafoto namun juga mengamati arca dan peningggalan jaman Mataram Kuno lainnya.

Harga Tiket Masuk

Harga tiket masuk Candi Prambanan cukup murah yaitu Rp 50.000,- untuk tiket reguler dewasa, dan Rp 25.000,- untuk tiket reguler anak dibawah 10 tahun. Jika Anda ingin mengunjungi candi lainnya seperti Candi Borobudur maupun Candi Ratu Boko, Anda dapat memesan tiket terusan. Anda cukup membayarkan Rp 80.000,- untuk tiket terusan (dewasa) Candi Prambanan – Candi Borobudur. Dan Rp 40.000,- untuk tiket terusan anak ke Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Tiket terusan ke Candi Borobudur tidak termasuk tiket untuk masuk ke komplek Candi, hanya berlaku sebagai tiket masuk saja. Tersedia juga tiket terusan ke Candi Ratu Boko untuk dewasa dengan HTM Rp 85.000,- dan Rp 40.000 untuk anak dibawah 10 tahun. Tiket terusan ini sudah termasuk transportasi shuttle dari Prambanan ke Ratu Boko.

Lokasi Candi Prambanan

Lokasi Candi Prambanan sangat mudah dijangkau oleh setiap wisatawan yang ingin berkunjung ke Yogyakarta melalui jalan utama Solo – Jogja. Candi ini berada di perbatasan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sleman, tepatnya di Jalan Raya Solo – Yogyakarta No.16, Kranggan, Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman. Anda dapat melihat megahnya Candi Siwa atau Candi Roro Jonggrang dari bibir jalan raya. Namun, sebaiknya Anda menikmati indahnya candi ini melalui komplek candi yang telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya oleh UNESCO ini. Karena Anda tidak hanya menikmati keindahan candi-candi disana, tetapi juga ada pertunjukan lain seperti tari tradisional, hingga event-event seru lainnya.